WELCOME TO MY BLOG

13 Januari 2009




LAGI - LAGI NAIK, LAGI - LAGI TURUN
!!!



Di awal Tahun Baru 2009 ini, Pemerintah memberikan “ kado “ sebagai hadiah kepada rakyatnya. “ Kado “ hadiah tersebut adalah “Pemerintah kembali menurunkan harga bahan bakar minyak bersubsidi, tarif dasar listrik, serta harga bahan kebutuhan pokok. Harga – harga baru ini mulai berlaku pada 15 Januari 2009 mendatang”, begitulah kabar yang tertulis di salah satu media cetak yang saya baca.

“Kado” hadiah ini memang tidak terlalu mengejutkan, karena sebelumnya Presiden SBY juga telah menurunkan beberapa jenis bahan bakar. Namun, perbedaan sekarang yang mengejutkan adalah selain menurunkan kembali harga bahan bakar, SBY juga akan menurunkan harga beberapa komoditi lainnya, seperti Tarif Dasar Listrik, Tarif Angkutan umum, harga Minyak Goreng.

Berikut daftar rincian harga sejumlah komoditi yang akan diturunkan oleh Presiden SBY:

No

Komoditas

Harga Lama

Harga Baru

Perubahan ( % )

1.

Premium

Rp 5.000

Rp 4.500

10

2.

Solar

Rp 4.800

Rp 4.500

6, 25

3.

Listrik Industri

8 - 15

4.

Angkutan Umum

10

5.

Daging Sapi

Rp 55 – 56 ribu

Rp 50 ribu

10

6.

Minyak Goreng

Rp 10 ribu

Rp 7 ribu

30

sumber : Koran Tempo

Memang kebijakan penurunan tarif ini sebagian hanya ditujukan kepada kalangan tertentu, seperti misalnya penurunan Tarif Dasar Listrik ( TDL ) ini hanya akan diterapkan pada pelanggan industri golongan tiga ( I-3 ) dengan daya listrik 201 kilovolt ampere hingga 30 megavolt ampere dan golongan I-4 dengan pemakaian daya listrik di atas 30 megavolt ampere.

Tarif angkutan umum juga akan diturunkan oleh SBY, namun penetapan tarif angkutan tersebut menjadi kewenangan pemerintah daerah masing – masing. Dan penurunan harga yang terakhir di usahakan oleh pemerintah adalah harga barang kebutuhan pokok, seperti daging sapi, beras, minyak, dsb.

Sebagian kalangan mengatakan bahwa kebijakan SBY ini bertujuan untuk meng – “ GEBRAK “ rakyat Indonesia mengingat akan diadakannya Pemilu di 2009 mendatang. Pernyataan tersebut memang tak bisa disalahkan mengingat sejumlah tindakan SBY di tahun lalu yang sangat “berani”, seperti ditetapkannya status tersangka besan SBY Aulia Pohan, presiden RI yang pertama kali menurunkan harga bahan bakar, dsb. Hal tersebut didukung pula dengan perolehan rating oleh sejumlah LSM yang hasilnya menempatkan SBY pada Nomor 1 presiden yang akan dipilih rakyat.

Nah, bagaimana menurut teman – teman ?



Template by:
Free Blog Templates